CHAPTER 5
Pagi telah datang dan aku bergegas untuk berangkat ke sekolah.
“pagi my Angel apa kau sudah siap ke sekolah pagi ini?”
“hmmm ayo nanti kita terlambat ke sekolah”
“baiklah”
Dengan mobil ferary berwarna biru metalik ia menjemputku dan
kamipun milau beranjak dari rumahku, dipertengahan perjalanan aku merasa heran
dan bingung karena seharusnya murid tidak diperbolehkan untuk menaiki kendaraan
pribadi tetapi Won woo menjemput dan menyupir sendiri mobilnya walaupun memang
mobilnya berkapasitas 2 orang tetapi paling tidak ia bisa mengenakan mobil lain
sehingga kami tetap memakai sopir agar tidak mendapat teguran sekolah.
“kau ini kenapa memakai mobil sendiri bukannya tidak
diperbolehkan jika seorang murid menggunakan kendaraan pribadinya?”
“karena aku adalah pemilik sah sekolah maka tidak ada yang
akan mencegahku o’iya bukannya bagus jika hanya ada kau dan aku di mobil ini
jadi terasa romantic bukan?”
“kau ini, terserahlah apa yang ingin kau lakukan”
Kami sampai di sekolah dan kamipu memarkirkan mobil dan aku
turun dari mobil sewaktu Won woo membukakan pintu untukku dan serontak seisi
sekolah memperhatikan serta membicarakan kami berdua.
“abaikan saja mereka maka kau tidak akan terganggu dan selama
aku disisihmu aku akan berusaha membuatmu nyaman”
Won woo berkata sembari menarik pinggulku agar tubuhku
mendekat kepadanya dan diapun merangkulku untuk membantuku berjalan karena kakiku
masih terasa sedikit nyeri.
Kami berpisah setelah di depan kelas aku sengaja melarang won
woo untuk mengantarku ke dalam kelas karena pasti aku akan menjadi pusat
perhatian dan itulah hal yang akan menyusahkanku nanti.
Bel istirahat berbunyi dan anak-anak pun keluar dari kelas
dan hanya beberapa saja yang berada di dalam kelas.
“bisakah kau mengikutiku karena ada hal yang ingin aku
bicarakan padamu”
Aku mengikutinya gadis sebaya ku yang sangat tergila-gila
terhadap Won woo, bukan tanpa alas an ia menyukai Won woo tetapi karena ia
adalah pria yang paling tampan diantara semua murid laki-laki dan juga pemilik
sah sekolah jadi siapa yang menjadi kekasihnya pastinya mempunyai kekuasaan
separti dirinya. Dan ia bernama Park Bom.
Bruk aku tertabrak seorang laki-laki yang sepertinya adalah
teman Won woo.
“ahh mianhae aku tidak sengaja”
“gwenchana”
Sambil terseyum aku melanjutkan langkahku mengikuti Park Bom
jang berjalan menuju belakang sekolah. Sesampainya di belakang sekolah ia
memanggil teman-temannya dan menamparku serta mendorongku sampai terjatuh.
“apa yang kau lakukan”
“hah, kau bertanya apa yang aku lakukan seharusnya aku yang
bertanya pada mu apa hubungan mu dengan Jeon Won woo”
Aku berdiri dan Bom pun tak membiarkanku setelah aku berdiri
dia menamparku untu kedua kalinya dan temannya pun melempariku dengan telur dan
juga tepung serta ada yang membawa air dan menumpahkannya padaku, mereka
melakukan itu berulang-ulang dan aku masih tetap pada posisiku dan menerima
apapun yang mereka lemparkan pada ku.
Kim Min Gyu teman Won woo yang tadi menabrakku keheranan
karena ia tadi melihatku bersama Park Bom.
“kau ini kenapa? Seperti ada yang kau bingungkan?”
“ahh tidak aku hanya bingung dengan gadis yang bersamamu
belakangan ini”
“apa maksudmu ada apa dengan Lin Ta?”
Won woo
terkejut karena Min Gyu menyebut nama ku.
“tidak aku hanya bingung apa yang ia perbuat sampai berurusan
dengan Park Bom?”
Won woo terkejut dan mengkhawatirkanku karena sudah bukan
rahasia lagi jika Park Bom adalah wanita yang selalu membuat onar dan banyak
anak yang keluar dari sekolah karna ulahnya.
“kemana mereka?”
“mereka tadi menuju ke belakang
sekolah”
Won woo langsung berlari menuju ke
belakang sekolah dan berharap aku baik-baik saja.
Won woo melihatku sedang mereka guyur dengan tepung, telur
dan juga air sambil menghina ku dan pada saat ember air ke-3 atau ember
terakhir akan mereka guyurkan Won woo dengan cepat memeluk ku dengan erat.
Won woo menerima guyuran air sambil memeluku erat, serontak
membuat Park Bom dan teman-temannya menjadi terkejut.
Sehabisnya air yang mengguyur kami Won woo berbicara dan
serontak berbalik.
“aish kalian ini apa yang kalian lakukan pada yeojachingu ku
hah”
“apa, wanita ini adalah yeojachingu mu jangan bercanda bahkan
dia tidaklah lebih cantik dariku”
“kau”
Tangan Won woo hampir menampar wajah Park Bom.
“hentikan, jebal”
Pintaku, dan sekilas Park bom dan teman-temannya beranjak
pergi meninggalkan kami. Won woo berbalik menatapku dan memegang wajahku yang
merunduk penuh dengan telur dan tepung yang basah.
“wae”
“aku tidak ingin melawan wanita tetapi apa yang ingin kau
lakukan tadi”
“kau ini bisa mengalahkan 5 orang sekaligus tetapi mengapa
kau tidak melawan mereka bahkan saat aku ingin menamparnya karna ia telah
membuatmu begini kau malah mencegahku, wae?”
“aku tau tetapi ia mencintaimu dan aku tidak akan menghukum
orang karna ia mencintai seseorang”
“tetapi hanya dirimu yang aku cintai”
“karena hal itulah aku melarangmu menamparnya karna aku tidak
ingin melihat orang menampar orang yang cintanya bertepujk sebelah tangan dan
aku tidak ingin kau melukai seorang wanita, berjanjilah pada ku”
“baiklah tetapi katakana mengapa aku harus berjanji”
Won woo menatapku dalam dengan penuh kasih sayang ibu jarinya
mulai menghilangkan kotoran di area wajahku.
“karena aku mencintaimu setidaknya jangan pernah sakiti
wanita karna aku juga adalah wanita dan paling tidak berjanjilah jika kau juga
mencintaiku”
Won woopun memeluk ku dengan erat dan berjanji padaku.
Karna kejadian tadi kami harus mengganti baju kami dan
membersihkan badan kami, karna kejadian tadi pula kaki ku mengeluarkan darah
kembali. Selesai ganti Won woo membantuku menuju mobil dan mengantarku pulang
setelah aku meminta izin pada sekolah.
Di perjalanan Won woo membelai rambutku dan menyadari aku
terlihat pucat dan mengalami demam.
“chagi gwenchana?”
“hmmm “
“tetapi badan mu terasa panas dan mukamu pucat”
“gwenchana aku hanya kelelahan”
Akupun tertidur sepanjang perjalanan sampai akhirnya kami
sampai di rumah. Saat aku mencoba melangkah aku tak sanggup lagi dan hamper
terjatuh dan untungnya Won woo menangkapku”
“ya gwencana”
Aku hanya mengangguk dan Won woo menggendongku sampai di
kamar dan membaringkan ku. Ia aku suruh menelfon Dokter Joshua, ia adalah dokter
keluarga ku. Tidak lama doctor Joshua datang dan memeriksa ku dan juga
memperban kaki ku.
“apa yang terjadi padanya dok?”
“gwencana dia hanya kelelahan dan demam biasa, oya aku ingin
kau menebus obat ini di apotek”
Dokter menyodorkan resep pada Won woo dan berpamitan. Won woo
membelai rambutku dan mengecup dahi ku sebelum ia pergi untuk menebus obat.
“chagi bangun makan dan minumlah obat dulu”
Aku membuka mata ku perlahan dan Won woo membantuku untuk
duduk dan bersandar. Won woo menyuapiku dengan penuh kasih sayang dan membantuku untuk minum obat.
Selesi minum obat dia membantu ku untuk tidur kembali dan
membereskan mangkuk tempat sup yng ia masak untuk ku. Aku berbaring dan menutp mataku
untuk berusaha tertidur.
Won woo mebelai rambutku dan mengira aku tertidur sebelum ia
menerima sebuah pesan dan akan beranjak pergi. Aku meraih tangannya dan
mencegah ia untuk pergi.
“ku mohon jangan tinggalkan aku”
Sambil mata ku masih tertutup dan Won woopun menoleh dan
kembali duduk di ranjang sambil tersenyum manis serta mengecup dahi ku dengan
halus.
“tidak, dan tidak akan pernah sekalipun aku meninggalkan
Angel ku”
“lalu ingin pergi kemana kau ?”
“aku hanya ingin pergi sebentar aku lupa bahwa hari ini ada
rapat sekolah dan aku harus mendampingi ibuku sebagai pemilik sekolah tetapi
jika kau ingin aku ada disini, aku tidak akan pergi”
“tidak pergilah dan cepat kembali”
“baiklah apapun yang kau minta”
Won woo memeluk ku dan beranjak pergi. Di saat Won woo pergi
aku berfikir, kami belum lama berkenalan dan kami langsung berpacaran apa tidak
terlalu mendadak tetapi setelah dipikir-pikir kami mempunyai banyak kesamaan
dan memiliki ketertarikan satu sama lain .
(07:00) Won woo pulang dan langsung menuju ke kamarku dan ia
juga membawa bunga beserta boneka panda besar yang jika dibandingkan dengan
tubuhnya masih lebih besar boneka itu.
“taaaraa aku membawakan teman untukmu”
“wow kau ini”
Won woo terseyum dan meletakkan bunga di meja samping tempat
tidur ku juga boneka itu ia letakkan di atas bangku. Dia langsung menuju ku dan
memeriksa suhu badan ku dengan menempelkan punggung tangannya di keningku.
“demam mu sudah turun, dan sekarang waktunya minum obat”
“aniyo, shireo”
“kau ini minumlah obatnya paling tidak sampai demam mu
sembuh”
“shireo”
“baiklah kalau begitu aku akan mebuatmu meminum obat ini
dengan cara ku”
“apa maksud mu?”
Aku menarik selimut sampai menutupi muka ku, dan Won woo pun
menarik selimutnya walau aku masih berpegangan dengan selimut itu.
“buka melut mu”
Apmmmmm apa ini, Won woo apa ini caranya membuatku meminum
obat. Won woo memasukkan obat itu dari mulutnya atau lebih tepatnya dari mulut
ke mulut.
“ya apa yang kau lakukan?”
“membuat mu minum obat itu”
“apakah harus dengan cara itu?”
“ya karena dengan cara ini kau bisa menelan obat itu bukan”
“ya”
Aku terkejut dan dengan teriakan aku membentaknya. Won woo
malah tertawa dan aku rasa ia sedang menggodaku lagi. Kenapa, kenapa aku tidak
pernah mengetahui dan tidak bisa menebak apa yang akan ia lakukan.
“apa kau ingin minum obat lagi”
“aniyo”
Aku memalingkan wajahku deri Won woo dan iapun pergi mungkin
ke dapur.
Aku beranjak dari tempat tidur ku saat Won woo pergi, aku
menatap bintang-bintang dan merasa angin di teras kamar yang bertambah dingin
aku terseyum nanar karena teringat masa lalu ku bersama orangtua ku, kami
sering memandang langit bersama di luar rumah sambil menikmati hidangan hangat
yang disediakan ibu bahkan aku dan kakak berlomba untuk menghitung
bintang-bintang dilangit.
Tak terasa air mata mulai menetes dan membasahi pipiku.
“kau ini kenapa berada di luar, cuaca sedang tidak
bersahabat”
Won woo datang dan menyelimuti badan kami dengan satu selimut
sambil memeluk ku dan akhirnya ia sadar bahwa aku sedang mengis.
“wae, apa karna perilaku ku tadi jika benar maafkanlah aku”
Sambil menatapku ia keheranan karna aku menangis dan ia pikir
aku menangis karena perilakunya tadi.
“aniyo aku hanya…. Sangat merindukan orangtuaku”
“kau ini berhentilah menangis karena masa lalu tidaklah bisa
kau putar dan kembalikan kembali, dan jika kau merindukan mereka kau bisa
menangis dan melampiaskan semuanya kepadaku”
Aku serontak memeluk Won woo dan menangis di pelukan nya. Won
woo memeluk dan mengusap-usap kepala ku dengan lembut mencoba untuk menenangkan
ku, selama ini aku selalu menangis jika aku mengingat orangtua ku. Aku berhenti
menangis dan mencoba melepas pelukan Won woo.
“pulanglah sudah terlalu lama kau berada di sini”
“wae, kau tidak suka aku berada disini?”
“bukan, bukan seperti itu tetapi kau perlu beristirahat dan
bersekolah besok”
“baiklah jaga kondisimu dan besok jangan bersekolah dulu,
biarkan demammu benar-benar sembuh, arasseo”
“hmmm arasseo”
Won woo berpamitan dan beranjak pergi. Ku rebahkan badanku
sambil terus memikirkan pemuda yang telah membuatku selalu gelisah dan hampa
tanpanya.
(10:45)
“Hari ini kukira keadaanku sudah lebih baik dari yang
semalam”
Saat aku masih berbaring di tempat tidur ku, aku mendapati
kakak ku sudah berada di kamar ku.
“kenapa kau tidak berangkat ke sekolah?”
Kakak ku mendekati ku dan membelai rambutku dan merasakan
bahwa badan ku terasa hangat.
“chagi apa yang terjadi? Apa kau demam?”
“hmmmm”
“apa kau ingin aku panggilkan dokter?”
“aniyo, aku baik-baik saja dan semalam aku sudah memanggil
dokter”
“baiklah kalau begitu beristirahatlah aku tak akan
mengganggumu”
Aku tersenyum dan kakakku beranjak dari kamar ku. Aku melihat
ke layar pnsel ku dan tidak ada sama sekali pesan dari Won woo dan kurasa aku
mulai merindukannya bahkan sangat merindukannya.
(02:30)
“chagi ada tamu sepesial untuk mu”
“siapa?”
“namjachingu mu”
“mwo, siapa? Dan kenapa kakak sebut ia sebagai namjachingu
ku?”
“karna dia yang bilang”
Aku terkejut setelah Won woo muncul dari samping kakak ku.
Dia datang, kembali, kembali dihadapan ku. Akankah aku senang karena dialah
orang yang dari tadi aku tunggu.
“chagi, kau sudah sembuh”
Seyum merekah di bibir Won woo. Aku terseyum manis dan kakak
ku pun terseyum melihat kami dan mulai meninggalkan kami berdua.
Won woo mengatakan bahwa dia menceritakan tentang hubungan
kami dan mengngobrol bersama kakak ku tadi di bawah.
Dia mendekati ku yang terduduk di tempat tidur dan menatapku.
Setelah kami mengobrol dan bercanda akhirnya Won woo berpamitan untuk pulang,
walau hati kami rasanya tidak rela untuk dipisahkan.
Kedatangan Won woo kerumah saat itu hanya untuk memberi
undangan pertemuan wali kelas, dan keesokan harinya kakakku datang ke dalam
pertemuan tersebut. Pertemuan tersebut membahas tentang rencana tahunan sekolah
yaitu tour / liburan tepatnya dan kali ini tour diadakan di paris dimana pusat
fasion berkembang pesat.
Tour akan diadakan satu minggu lagi dan wali kelas
dikumpulkan apabila akan ada pendonor atau pembantu dalam terlaksananya acara
ini seperti menyediakan tempat, transportasi, makan dan lain-lain.
Dalam hal pendonoran kakakku menyanggupi penyedian tempat
menginap serta transportasi dikarenakan kami memang mempunnyai cabang dari STAR
HOTEL di paris dan juga memiliki akses didalam kapal pesiar mewah yaitu
CARNAVAL.
Sebenarnya ada rasa mengganjal dihatiku karena tidak
dipungkiri lagi aku tidak akan bertemu dengan Won woo selama satu minggu.