CHAPTER 6
(07:35 PARIS)
Aku berpisah dengan kakakku yang telah mengantar kepergianku
kemarin pagi dan aku juga melihat Won woo yang juga mengantarku. Aku sudah
bertannya kepada Won woo saat itu
“apa kau tidah bisa ikut?”
“aniyo chagi, aku tetap disini lagi pula ini adalah acara untuk
kelas 11 jadi aku tidak akn ikut”
Jawaban Won woo tidaklah sesuai harapanku.
Sesampainya di hotel kami disambut dengan para kariawan dan
juga menejer hotel kami yang ramah. Semua teman-teman ku terkesan akan STAR
HOTEL yang mewah, elegan, dengan pegawai yang sangat ramah. Memang STAR HOTEL
berdiri di atas lahan seluas 4 hektar dan mempunyai fasilitas area bermain
golf, taman luas, resto, kolam renang, bahkan pemandian air panas.
Selama kami berada diparis kita melakukan tour di seluruh
area pariwisata di paris yang sangat terkenal, kami bersenang-sanang selama
diparis tetapi hati terasa kosong dan rindu.
Ini sudah hari ketiga dan aku hanya berkomunikasi melalui
ponsel dengan Won woo tetapi entah seharian ini kami tidak berkomunikasi.
Agenda hari ini kami pergi ke pusat sejarah di paris tetapi
rasanya aku tidak terlalu tertarik sehingga aku hanya mengikuti langkah kaki
tanpa tahu acuan dan tujuannya.
(08:45 PARIS)
Aku menatap datar layar ponsel yang kosong tanpa ada pesan
dan panggilan dari Won woo sebelum tiba-tiba ponsel ku berdering tanda adanya
pesan masuk. Aku membuka pesan itu dan di dalam pesan tersebut tertulis
Kau dimana MY ANGEL aku datang
Serontak aku tersenyum bahagia, dia, dia datang menemuiku
sampai ke paris, rasanya seperti mimpi aku akan bertemu dengannya. Aku ketikkan
pesan balasan yang member tahunya bahwa aku berada di kamar 304 lantai 8.
Terdengar suara ketukan, aku segera membuka pintu kamar dan
melihat sesosok lelaki yang sedang aku tunggu kedatangannya.
Won woo datang dengan membawa seikat bunga dan juga wine di
tangannya. Aku sangat senang dan terkejut, dengan senyum dan wajah ceria aku
mennyambut Won woo disertai pelukan hangat. Won woo masuk kedalam kamar dan
menutup pintu kamar. Won woo meletakkan bunga dan wine dimeja seraya langsung
memelukku dengan erat.
“chagi aku sangat merindukanmu, sangat”
“aku juga oppa”
Won woo mengendurkan pelukannya dan memegang wajahku dengan
lembut. Won woo mendekatkan wajahnya dan mengecup bibirku, setelah itu dia
tersenyum dan mengambil gelas serta menuangkan wine. Kami meneguk wine sampai
tandas isi gelas. Kami berbaring di tempat tidur sambil berpelukan dan Won
woopun membelai dan memainkan rambutku.
“saranghaeyo chagi”
“nado saranghae oppa”
Won woo mencium bibirku dengan lembut sembari melumat bibirku
dan itu membuat kami terasa semakin terhanyut dalam suasana.
Didalam posisi dimana Won woo berada tepat diatas tubuhku ia terus
melumat bibirku sembari tangan kirinya membelai rambutku dan tangan kanannya
mulai membuka kancing bajuku dan dengan cepat aku menyadarinya dan akupun
menahan tangan kanan Won woo yang telah membuka tiga kancing bajuku, serontak
aku menghentikannya untuk melumat bibirku.
Aku segera menghindar dan beranjak dari tempat tidur sebelum
aku beranjak pergi tanganku tertahan oleh genggaman Won woo yang dengan cepat
menarikku kembali.
Aku berada tepat di atas tubuh Won woo dan aku menatapnya
sekilas, saat aku ingin beranjak untuk kedua kalinya Won woo dengan cepat
membalikkan posisi kami menjadi Won woo yang berada diatas ku.
Aku menatap Won woo dengan datar walau Won woo mencoba untuk
mendekatkan wajahnya ke wajahku tetapi aku menahannya dan berusaha untuk
menghindar. Won woo menahan pergerakanku.
“ mianhae chagi, seharusnya aku tidak melakukan ini”
Won woo kembali memegang kancing bajuku dan serontak aku
mencegahnya.
“aniyo oppa”
Aku berteriak di depan mukanya yang langsung menahan bibirku
dengan jari telunjuknya. Aku terdiam dan ternyata Won woo hanya membenahi
kancing bajuku yang tadi terbuka karenanya.
Won woo memegang tangan kananku dan memelukku dan kami
melalui malam dengan saling berpegangan satu sama lain seraya enggan untuk
dipisahkan.
{Aku memang sangat mencintaimu tetapi bukan berarti aku akan
menyerahkan hal paling berharga dalam diriku karena aku ingin menjaganya sampai
kau benar-benar menjadi milikku} batinku sambil tersenyum melihat Won woo
tertidur disampingku dengan muka tersenyum.
“anyeong chagi, mari makan bersama aku telah memasak untuk
mu”
“Kamsahamnida chagi”
Won woo beranjak menuju
meja makan, kami makan bersama sembari menyuapi satu sama lain.
“Chal meogeossoyo”
Setelah makan aku dan Won
woo meminta izin pada kepala panitua untuk pergi tanpa mengikuti acara yang
akan diadakan hari ini.
Kami pergi kesebuah mall
terbesar di paris, kabi berbelanja, bermain dan bersenang-senang.
Hari menjelang sore, aku
mengajak Won woo ke menara aifel dan kami menghabiskan waktu kami hingga
matahari tenggelam sepenuhnya dan peneranganpun menyala menghiasi sekeliling
taman dan juga menara.
“chagi, aku sangat
merindukanu, sangat”
Won woo memelukku dari
belakang dan meletekkan kepalanya dibahu kananku, dia memejamkan matanya dan
menenggelamkan kepalanya diantara bahu dan leherku.
Senyuman merekah di
bibirku, aku membalas pelukan Won woo dengan memegang tangannya yang melingkar
di perutku yang datar.
Selama satu minggu sudah
kami berada di paris dan akhirnya kami akan pulang ke korea, tetapi aku dan Won
woo tidak ikut serta kedalam keberangkatan rombongan untuk kembali.
Won woo mengajak ku untuk
kembali bersama menggunakan jet pribadi yang telah ia siapkan. Didalam
perjalanan Won woo terus memelukku erat seperti tak mau kehilanganku tetapi aku
merasa sepertinya ada hal yang ia sembunyikan.
“Mianhaeyo chagi, saranghae”
“ada apa denganmu? Apa ada
masalah?”
“aniyo”
Sesampainya di rumah Won
woo langsung berpamitan dan dengan senyuman kecil di sudut bibirnya ia berlalu
walau ia terlihat seperti bukan Won woo yang ku kenal. Won woo menjadi pemurung
jarang aku lihat senyum lepas yang biasa menghiasi wajahnya tampannya itu dan
itu membuatku merasa aneh sejak kami berada di paris waktu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar