CHAPTER 7
Aku mengawali sekolah
setelah tour itu. Sepanjang pelajaran aku tidak melihat Won woo walaupun kami
tidak sekelas biasanya Won woo selalu menantiku di depan kelas setelah bel
berbunnyi, tetapi saat istirahatpun aku tidak melihat lelaki itu.
Sepulang sekolah aku
teringat tempat yang suka didatangi oleh Won woo, aku mencoba menuju kesana
dengan harapan aku dapat menemukan pujaan ku disana. Benar, Won woo benar-benar
ada ditempat ini, dia menghadap ke jendela dan dengan tatapan kosong dan air
mata yang membasahi pipinya.
“wae, apa yang terjadi?”
“aah chagi “
Won woo terkejut melihatku
dan dengan cepat ia menghapus air matanya dan mengarah kepadaku.
Won woo lagi-lagi memeluku,
tetapi ia terus terisak di dalam pelukanku. Aku mencoba menenangkan Won woo dan
menempatkannya di sofa sembari aku memberinya sebotol air untuknya.
Won woo meletakkan botol
itu tanpa meminumnya ia langsung memelukku dengan erat aku membalas pelukannya
tetapi aku semakin heran kenapa ia menangis bahkan saat ku tannya ia tidak mau
menjawabku. Ada apa sebenarnya dengan namjaku ini.
Keesokan harinya aku
kembali bersekolah dan berharap untuk tidak lagi melihat raut wajah Won woo
yang seperti itu lagi.
Sesampainya di kelas aku
menyempatkan diriku untuk menuju kelasnya dan menemuinya, tetapi aku sama
sekali tidak menemukannya, aku bertannya pada Min Gyu dan ternyata ia sedang
sakit dan tidak bisa sekolah hari ini.
Aku langsung menuju keluar
dan pergi dari sekolah karena kekwatiranku pada Won woo.
“ya, kau baik-baik saja?”
Aku masuk kekamar Won woo
dengan perasaan yang panic dan melihatnya sedang berbaring di atas ranjangnya
dan terlihat baik-baik saja tetapi ia terlihat begitu frustasi dan menderita.
“apa yang terjadi? Kenapa
kau seperti ini?”
Aku mendekatinya dan duduk
di sampingnya. Won woo terbangun dan duduk persis dihadapanku dan lagi-lagi ia
memelukku sambil menangis tanpa menjawab pertanyaanku. Aku melepas pelukannyanya
dan memegangi wajahnya dengan kedua tangan ku dan mencoba menepiskan air
matanya dengan jari tangan ku.
“ada apa? Ceritakanlah
padaku”
“kenapa kau tidak masuk
sekolah dan malah datang kesini?”
“kau ini aku datang karena
mencemaskan mu tetapi kau malah menannyakan hal yang tidak penting, aku
menghawatirkanmu”
“gomawo, aku senang kau
berada disini untukku”
Won woo melepaskan tanganku
dari wajahnya dan memegang tanganku erat-erat serta mencium dahiku dengan
lembut.
“saranghae, dan terimakasih
telah datang kemari, kau kemari pasti karena kau merindukanku bukan? Kau
mencintaiku.”
“aish kau dini benar-benar,
ahh baiklah, ya benar aku merindukanmu, benar aku mencintaimu bahkan terlalu
mencintaimu puas.”
Won woo terseyum lebar
menggodaku dan kurasa wajahku telah memerah karnanya.
Won woo mencium dan melumat
bibirku dan akupun membalas lumatanya itu. Won woo mwndorong perlahan tubuhku
tanpa ku sadari aku telah terpojok antara sandaran tempat tidur dan tubuhnya.
Dia semakin erat memelukku
dan akupun semakin erat memegangi tangan kekarnya itu dan akhirnya ia
mengakhirinya dan memelukku dengan lembut.
“saranghae chagi.”
“nado seranghae chagi”
Won woo tersenyum dan
memandangiku untuk beberapa saat sebelum ia beranjak dari kamar. Ia kembali
membawakan segelas minuman untuku, aku meminumnya dan meletakkannya di atas
meja.
Won woo menarikku dan
menggandengku keluar menuju taman di halaman belakang rumahnya. Aku duduk di
bawah satu pohon yang rindang sedangkan Won woo meletakkan kepalanya di
pangkuanku dan memejamkan matanya.
Wajah Won woo terlihat
seperti orang yang sangat tenang dan sejuk, aku membelai rambutnya dengan
lembut dan kudekatkan wajahku dan mengecup bibirnya dengan lembut, sekilas aku
menjauhkan kembali wajahku. Won woo menarik tanganku sambil tetap memejamkan
matanya.
“kenapa kau menjauhkannya
chagi”
“aniyo, tidak ada apa-apa
hanyan ingin mengecupnya sekilas saja”
“mengapa hanya sekilas?”
“mengmangnya kenapa?”
“aku menginginkannya lagi
dan baru pertama kali kau memulainya terlebih dahulu”
“aish anak ini”
Aku langsung memalingkan
wajahku dan melepaskan tangannya yang menahan tanganku dan menariknya sampai
aku tertunduk dengan wajah yang sangat dekat dengan wajahnya.
“berikan lagi”
“apa maksudmu berikan
lagi?”
“berikan sesuatu seperti
tadi lagi”
“shireo”
Tetapi tatapanku dan
tatapannya terlalu kuat. Kami termenung sejenak dan hanya deruan nafasnya di
wajahku yang kurasakan serta debaran jantung yang memuncak.
Won woo menutup matanya dan
akupun melakukan apa yang Won woo pinta. Bibirkami bersentuhan dan kulumat
bibirnya, Won woopun membalas lumatanku.
Entah sejak kapan aku
merasa yang ku lakukan ini mulai menjadi sesuatu hal yang memanas. Kami terus
melakukan itu dan mungkin tak ingin terpisah.
Tangan Won woo memegang
erat tangan kananku yang sedang memegangi wajahnya untuk mencegah hal ini
berakhir. Tangan kiriku mengacak-acak rambut Won woo perlahann dan entah kapan
hal ini akan berakhir karena semakin lama semakin aku rasakan hasrat yang mulai
meningkat.
Akhirnya aku
menghentikannya dan mulai menjauhkan wajahku. Seyum merekah di bibir Won woo ia
mengusap bibirku dengan ibu jarinya dengan lembut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar