CHAPTER 3
Hari telah berganti aku berangkat
kesekolah dan aku bertemu won woo di dalam bus karena rumahku dan rumahnya
sejalur, dia duduk disampingku aku menyambutnya dengan senyuman akupun
mengucapkan terimakasih atas bantuannya kemarin malam
Kami bercanda gurau
dan tertawa dengan lepas, seingatanku aku tidak pernah tertawa selepas ini
dengan teman ku sendiri selama ini tetapi aku merasakan hal yang berbeda
dengannya. Baik, ceria, dan cerdas itulah yang kukenal dari seorang siswa
sekaligus pewaris dari VICTORY HIGH SCHOOL, sekolah yang kami tuju sekarang.
Di dalam bus won woo berkata bahwa ia akan mengajakku ke
tempat faforitnya nanti saat istirahat sekolah dan ingin mengenalku lebih
dalam, ya itu yang ia ucapkan.
Bel berbunyi saatnya istirahat dan Won
woo telah menunggu diluar kelas. Tanganku digenggamnya dan mengajakku begiti
saja serontak semua siswa terheran-heran karena won woo yang mereka kenal
tidaklah won woo yang aku kenal, mereka
mengenal won woo sebagai pria yang cool dan tampan serta murid terpandai
disekolah dan juga hanya akan bergaul dengan anak-anak yang memang ia inginkan.
Kami sampai
di lantai 4 sekolah disitu hanya sebuah ruangan seperti rumah peristirahatan
yeng seluruh dindingnya adalah kaca sehingga bisa melihat langsung ke seluruh
area sekolah.
“kenapa kau membawaku kemari?”
“untuk
bersenang-senang dan bersantai sampai jam sekolah habis”
Aku pikir won woo memanglah anak yang sangatlah aneh dia rela
membolos demi menemaniku sekarang membolos lagi hanya untuk menunjukan tempat
faforitnya padaku.
“apa kau tahu tempat ini adalah tempat faforitku dimana aku
menenangkan diri dan menyendiri”
Ia bertanya padaku dengan nada yang tenang dan berat.
“mengapa tempat ini dan mengapa kau menyendiri apakah kau
selalu mempunyai masalah”
“tidak juga tempat ini
adalah tempat dimana aku dan kakakku dulu menghabiskan waktu bersama-sama
sebelum akhirnya dia pergi keluar negeri untuk menetap disana”
“mengapa kakakmu menetap di luar negeri?”
Tanyaku keheranan pada won woo.
“dia bilang ingin melupakan kesalahan terbesarnya yang telah
ia buat penyesalan yang selama mungkin ta termaafkan”
“kesalahan apa sampai tidak termaafkan?”
Aku terkejud serta penasaran, kesalahan apa yang telah dibuat
oleh kakak won woo. Won woo tidak menjawab pertanyaanku ia hanya duduk disalah
satu pilar menghadap halaman dan terlihat sangat sedih dan kesepian. Aku
mendekati dan duduk tepat disamping won woo ia menyandarkan kepalanya di
pundakku dan memejamkan matanya.
“apakah kau mau menjadi temanku, teman yang selalu disisiku
dan tempatku bersandar disaat aku merasa sendiri?”
Pertanyaan dari won woo membuatku menjadi tersentuh apakah
dia sama denganku bahkan ia lebih menyedihkan dariku aku mendengar bahwa
keluarganya dulu memiliki perusahaan terbesar di seoul tetapi keluarganya
bangkrut saat itu ia masih berusia 14th dan ayahnya terkena serangan
jantung karena kebangkrutannya itu hingga ayahnya meninggal dunia, setelah itu
kakaknya menjadi pemurung dan semenjak ayahnya meninggal ibunya terlalu sibuk
dengan mengurus VICTORY HIGH SCHOOL yang sudah diberikan oleh kakeknya won woo
untuk keluarganya agar dapat menutupi ekonomi keluarganya.
“aku akan menjadi temanmu dan akan
menjadi sahabat terbaikmu”
jawabku dengan yakin, won woo menatapku dan
tersenyum
“gomawo my angel”
“apa, kau panggil aku apa?”
Aku terkejut dengan apa yang won woo katakana dia memanggilku
dengan sebutan angle.
“molla”
Dengan cepat ia menjawab pertanyaanku dan berbaring
dipangkuanku. Aku memandangi won woo dengan teliti dan membelai rambutnya yang
kecoklatan itu dendan lembut, tanpaku sangka won woo tidak tertidur dan dia
mencium bibirku dengan cepat, dengan cepat aku mendorongnya.
“apa yang kau lakukan”
“aku? Apa yangku lakukan, aku sedang mengungkapkan rasa cintaku
padamu”
Dengan senyuman ia menyatakan kalimat yang membuatku bingung.
“kau ini”
Aku langsung pergi tanpa menoleh kebelakang meninggalkan won
woo sendiri disana, sesampainya aku di taman aku melihat kembali won woo di
lantai 4 itu dia sedang berdiri sambil memejamkan matanya.
Apa mungkin ia benar-benar mencintaiku tetapi kita baru
berkenalan 3 hari yang lalu, tetapi tatapanya gayanya dan cara ia
memperlakukanku cukup membuatku untuk tertarik padanya apa ini tandanya aku
juga mencintainya?.
Bel pulang sekolah berbunyi aku
segera keluar kelas untuk segera pulang dan aku berpapasan won woo didepan
kelas ia coba menghalangi langkahku dan akupun mendorongnya lalu aku pergi begitu
saja tanpa berani menatap mata won woo.
Kringngngng telfon dari kakak
“yeobseo”
“lin ta-ya maaf hari ini aku tidak bisa menjemputmu ada
urusan sampai 3 hari kedepan karena aku harus pergi ke jeju island untuk bisnis
kita disana apa kau tidak ada masalah jika kau keberatan aku akan segera
menyuruh sopir untuk membawamu sekalian kebandara, oya aku akan segera mengirim
sopir untuk menjemputmu dari sekolah”
“ahhh tidak perlu aku akan tetap di seoul kakak lanjutkan
saja pekerjaan kakak aku akan baik-baik saja dan tidak perlu mengirim sopir
pengganti”
“baiklah hati-hati aku akan membawakanmu sesuatu sewaktu aku
pulang”
“hmmm araseo dan hati-hati disana”
Akhirnya telfon terputus dan aku harus menunggu bus di
pemberhentian bus. Bus tiba dan sewaktu aku akan masuk won woo menggandengku
untuk masuk sekilas aku melepaskan tangannya dan membiarkan dia masuk sendiri
akupun segera pergi dan kurasa tidak berat jika pulang berjalan kaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar