CHAPTER 10
Seorang pemuda terisak tangis
di depan sebuh makam dengan nisan bertulis Choi Lin Ta. Dia tak lain adalah
Jeon Won Woo, orang yang sangat mencintai gadis yang sekarang terbaring di bawah
pemakaman tempatnya terduduk sekarang.
Tak berselang lama seorang
lelaki mendekatinya.
“kenapa kau berada di sini?
Kau tidak seharusnya menangisi orang yang rela mengorbankan nyawanya demimu”
Won woo berdiri dan mencoba
menguatkan hatinya dan mulai beranjak meninggalkan kakakku.
Belum lima langkah Won woo
melangkah terdengar suara yang membuat hatinya bergetar.
“aku takkan menghukummu
atas semua kejadian ini tetapi hidup tanpa Lin Ta lah yang akan menghukummu.”
Won woo melangkahkan
kakinya pergi dengan air mata yang berlinang di sisi pipinya.
‘kenapa kau meninggalkanku,
dan kenapa kau meninggalkanku setelah hal-hal yang telah kita lalui bersama,
setidaknya jika kau ingin meninggalkanku jangan tinggalkan aku dengan perasaan
bersalah seperti ini’ batin Won woo tak menentu dengan perasaan yang tercampur
antara rasa bersalah, penyesalan, kerinduan, dan yang terpenting CINTA.
Apa arti dari cinta dan
kematian yang sebenarnya.
Bagiku cinta adalah
perasaan dimana kau selalu menginginkan seseorang itu dan ingin behagia
selamanya dengannya seperti didalam cerita dongeng.
Kematian bagiku adalah
dimana engkau merasakan ketenangan dan kesejukan yang tak bisa kau ungkapkan
tetapi terselip perasaan yang mengharuskan kita untuk meninggalkan semua yang
kita punya dan semua yang kita cintai.
Won woo teringat malam dimana ia kehilangan wanita pujaannya dan Angelnya
demi menyelamatkannya.
Sebuah peluru menembus
tepat di dada kiri ku. Ku tatap kakaku dengan senyuman kecil. Aku terjatuh
kebawah tepat di pangkuan Won woo.
“andwae chagi, andwae”
Suasana menjadi sangat
hangat bagiku dan juga sangat nyaman.
“kenapa kau melakukan ini
chagi”Tanya kakakku dengan muka bersalah.
“aku takmau melihat orang
yang sangat ku hormati serta ku cintai menjadi pembunuh dan aku juga tidak ingin
melihat orang yang sangat kusayangi seta ku cintai pergi karena sebuah dendam
yang ada didalam keluargaku sejak lama.”
“mianhae oppa aku tidak
bisa menjadi adikmu yang selalu ada disampingmu lagi, dan mianhae Won woo
karena aku telah mencintaimu sampai detki ini dan kapanpun juga.”
Isak tangis memecah di
antara kedua lelaki yang sangat ku cintai.
Aku masih ingin bersama
mereka, tertawa bersama mereka, bercanda bersama mereka dan juga berbahagia
bersama dua namja yang sangat sepesial didalam hidupku
Tanganku terkulai dan
mataku terpejam dengan senyuman yang melekat di bibirku.
~~~
the end ~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar