CHAPTER 4
Sebuah gang tiga blok dari apartementku, aku melihat
sekumpulan pemuda dan kurasa mereka akan melakukan hal yang tidak kuinginkan.
Aku melepas tasku dan kupikir akan melawan mereka ber5.
Mereka jatuh dan kurasa mereka tidak akan terima dikalahkan
oleh seorang gadis, benar saja mereka mengambil kayu dan akan memukulkannya
padaku, tiba-tiba seorang pria memelukku untuk menghalau mereka memukulku
dengan taruhan punggungnya akan menerima pukulan itu.
Bertubi-tubi para pemuda itu memukul orang yang memelukku itu
dan tanpa kusadari orang yang memelukku adalah won woo.
“apa yang kau lakukan kau terluka, cepat menyingkir dariku”
“aku akan menyingkir dan melawan mereka jika kau tidak marah lagi
padaku dan memaafkan aku”
Jawab won woo yang tetap memelukku
“kau ini cepat, cepat menyingkir”
Aku mulai kawatir pada keadaan won woo yang sisi punggungnya
mulai mengeluarkan darah entah aku menjadi sangat bersalah padanya “baiklah aku
memaafkanmu dan cepatlah menyingkir dariku”
Aku mendorongnya untuk menjauh dariku ia terseyum di
sampingku tetapi para pemuda tadi membalas dan tanpa ku sadari mereka hamper
mengenai kepalaku jika won woo tidak menghalaunya dengan langannya.
Won woo melihatku menangis dan diapun segera menghajar para
pemuda tadi hingga mereka kabur. Aku menangis melihatnya penuh luka karnaku.
“pabo-pabo”
Aku tidak tahu mengapa ia melakukan itu.
Aku membawa won woo ke rumahku ia
terkejut.
“kau ini sangatlah kaya tetapi kenapa kau menggunakan bus
untuk kesekolah kenapa tidak menggunakan sopir untuk mengantarmu kau bisa pamer
mobilmu ke setiap anak atau kau mengunakan baju bermerek ke sekolah?”
“kau juga kenapa menggunakan bus dan mengapa kau tidak
memakai pakaian yang bermerek kesekolah kau pemilik sekolah bahkan rumahmu juga
mewah”
tanyaku pada won woo sembari aku mengambil
obat untuk mengobatinya.
“karena aku tidak suka mencolok dan juga barang mewah
tidaklah terlalu penting untukku sedangkan aku hanya mengenakan hal-hal yang
nyaman dan kusuka tidak perduli itu bermerek atau bukan”
Jawab won woo dengan percaya diri
“kalau begitu itu juga jawabanku”
“ah jinja ternyata kita mempunyai banyak kesamaan dalam hal
hobi dan kesukaan wah kita jodoh”
Aku langsung menatapnya membuatnya berhenti berbicara.
“Ah bisakah kau pelan sedikit itu sangat menyakitkan”
Aku tidak pernah menjawabnya lagi kupikir tidak penting
menjawabnya.
Aku menghantar won woo untuk menuju
kamar tamu.
“beristirahatlah sementara disini”
“baiklah”
Aku mengantarkan makanan dan menyuapinya karena tangan
kanannya terluka dan kukira aku semakin suka padanya.
“apakah aku boleh menanyakan sesuatu padamu, apa kau
sendirian dirumah ini karena aku lihat dari tadi hanya pelayanmu saja yang
terlihat apakah kau punya saudara dan dimana kedua orang tuamu?”
“kakakku sedang berada dijeju island untuk alas an pekerjaan
dan orang tuaku….”
Aku merasa teringat pada orang tuaku dan tidak kusangka aku
meneteskan air mataku akupun segera menghapusnya dan terseyum
“orang tuaku telah pergi kesurga”
Jawabanku sambil kembali menangis dan akupun segera
meninggalkan won woo aku tidak ingin ia melihatku menangis lagi ke2 kalinya.
“ahh bagaimana ini aki telah membuatnya menangis”
Aku selalu sedih setiap mengingat orang tuaku dan aku tidak
bisa erasa tenang jika mengingat pembunuhan 3th lalu. Aku mendengar
suara orang melangkah menuju kearahku
“kenapa kau berada disini?”
Tanyaku pada orang itu sambil mengusap air mataku yang
membasahi pipiku.
Won woo memelukku dari belakang tepat dimana aku berdiri
disamping ranjang
“maafkan aku aku tidak sengaja menanyakan hal itu dan jika
kau ingin cerita atau menangis datanglah padaku aku akan mendengarkanmu”
Perkataannya itu membuat aku meneteskan airmataku kembali.
Won woo membalikkan badanku dan mengusap lembut pipiku yang basah
“tenanglah dan jangan menangis aku akan semakin mencintaimu
jika kau menangis karena disaat menangis kau terlihat sangat lucu dan manis”
Akupun terseyum kecil mendengar kata-katanya itu. Won woo
mendekatkan wajahnya ke wajahku dan entah apa yang terjadi seakan waktu
terkunci dan dunia menjadi sepi disaat bibir kami bertaut. Hanya suara detak
jantung yang terdengar dengan jelas dan perasaan tenang yang menyelimuti kami
berdu.
Sekarang Won woo
membuatku bereda di atas ranjang sembari bibir kami masih tidak terpisahkan ia
memelukku semakin erat akupun tidak bisa berkata dan tanganku semakin erat berpegangan
pada pinggangnya sebelum bibir kami semakin menjauh.
Won woo menatap dan mengusap wajahku iapun langsung memelukku
dan entah kenapa aku menjadi sangat nyaman berada di dalam dekapan won woo apakah
aku benar-benar mencintainya.
“I LOVE YOU MY ANGLE”
Bisikan won woo terdengar di telingaku dan membuat ku semakin
gila akan semua kalimat yang telah ia ucapkan kepadaku
“I LOVE YOU TOO”
Jawaban yang entah mengapa aku ucapkan. Dan selama semalaman
aku tidur didalam kehangatan dekapan won woo yang menenengkanku semalam,
semalaman dia menjagaku disampingku dan menyayikan sebuah lagu yang sangat
menyentuhku berjudul MY LOVE
neoui ireumboda oneureun
ireoke neol bureulge
My love my love my love
yojeum na isanghada
ireon ge an eosaekhada
neon jeomjeom nal bakkugo isseo
neol manjiryeoda geuman
nae soneul sumgyeosseo sojunghanikka
aekkujeun piano manjidaga
tteoollatdeon mellodi
eottae nae moksori
ttwineun gaseumsori neoege daheumyeon
nae mam jom arajura
neoege michyeoganeun nal
heongkeureojin meori kkeuteomneun jansori
geu modeun geotdeuldo saranghal su isseo
neon geuraedo gyeolguk yeppeul geonikka
My love, my love
I’ve given all my soul
itjanha uri geuttae an mannasseotdamyeon
naui modeun geon
mongnonghan yeongi sok
koekoehaejin geonbaeppunin bameuro
eottae nae moksori
ttwineun gaseumsori neoege daheumyeon
nae mam jom arajura
neoege michyeoganeun nal
heongkeureojin meori kkeuteomneun jansori
geu modeun geotdeuldo saranghal su isseo
neon geuraedo gyeolguk yeppeul geonikka
My love, my love
You're my last love, last love
You're the sweetest girl
I've ever met
My love, my love
I've given all my soul
I've given all my soul
All my soul
Pagi telah tiba aku menyiapkan makanan diatas meja makan dan tidak
lama kemudian won woo datang.
“selamat pagi my angle kau bangun pagi sekali, oh… daebak kau
yang memasak semua ini wah kau ini, o’iya aku bertanya-tanya kau bangun sepagi
itu dan menyiapkan semua ini apakah kau setiap hari seperti ini atau karna aku
berada disini dan kau ini sudah mandikah?”
“aish kau ini, ini memang rutinitasku setiap pagi dan aku
juga sudah mandi kau saja yang terlalu lama tidur dan terlalu lama dikamar
mandi dan apa yang kau kenakan itu dirumahku tidak ada baju seperti itu bahkan
kakakku juga tidak punya yang seperti itu kemarin kau datang bukan mengenakan
baju itu bukan?”
Tanyaku keheranan dengan bajunya dengan setelan celana
panjang dan hem panjang berwarna kebiruan yang ia lipat pada bagian tangan
sampai siku.
“ya aku lupa bahwa aku membawa baju di tasku o’iya terimakasih
untuk baju kakakmu yang kau pinjamkan kemarin”
“baiklah tidak masalah”
“wah kau pasti bertanya ternyata aku sangatlah tampan apa aku
memanglah seorang kekasih dari laki-laki yang ada dihadapanku ini?”
Won woo menggodaku dengan kata-katanya yang tak bisa
kupungkiri lagi bahwa aku benar-benar terpikat padanya
“kau ini tidak ada pikiran seperti itu dalam pikiranku bahkan
memikirkanmu saja tidak”
Kenapa, kenapa sekarang aku bahkan membohongi diriku sendiri.
Aku membalikan badan dan beranjak menuju dapur sebelum tiba-tiba won woo memelukku
dari belakang dan.
“kalau kau sekarang tidak memikirkan itu maka pikirkan hal
yang akan kuucapkan setelah ini, kau tidak memikirkanku tetapi aku selalu memikirkanmu,
kau tidak merindukanku tetapi aku selalu merindukanmu, kau tidak menginginkanku
tetapi aku selalu memikirkanku bahkan aku menjadi gila karna terus memikirkanmu,
disaat pertama bertemu aku mulai tertarik padamu dan kini aku semakin tertarik
padamu bahkan terlalu mencintaimu dan aku berharap kita dapat bersama”
Sambil membalikan badanku ia menatap dalam kedalam mataku.
“dan aku tahu kau juga mempunyai perasaan yang sama denganku”
Apa, apa ini dia apa mungkin dia bisa mengetahui perasaan ku
hanya dengan menatapku.
Pagi ini kami makan bersama dan dia berada disebelahku dan
kini tangannya sudah lebih baik sehingga dia makan dengan tangannya sendiri.
Kami selesai makan dan akupun meneguk susu yang mengisi
gelasku setengah penuh.
“chagi-ya ada susu di bibirmu”
Aku segera mengambil tisu dan mencoba membersihkan susu yang
ada di bibirku. Tangan Won woo menahan tangan ku dan Cupp bibirnya menyentuh
bibirku.
“sudah bersih”
Aku membulatkan mataku setelah apa yang dilakukan Won woo.
“ya apa yang kau lakukan?”
Won woo tersenyum tanpa wajah bersalah sedikitpun.
Aku segera membereskan meja makan dan sejak aku membersihkan
meja makan won woo selalu menatapku dan entah kenapa hatiku rasanya sangat gugup,.
Ppraaangg~~~
Satu piring jatuh, Won woo segera menghampiriku dan
membereskan piring itu. Aku tidak mengijinkannya dan akhirnya kami membereskan
piring pecah itu bersama dan tidak disengaja kakiku menginjak pecahan piring
sehingga kakiku berdarah dan won woo pun segera melihatnya dan membantuku
berdiri tetapi kakiku terlalu sakit merasakannya dan akhirnya Won woopun
memnggendongku menuju kursi tamu lalu ia memerintahkan pelayan untuk membersihkan
pecahan piring tadi.
“gwencana”
“hmm tetapi agak sakit sedikit”
Won woo membersihkan lukaku dan memberinya perban berhubung
kaki yang terkena pecahan adalah telapak kaki sehingga aku tidak bisa berjalan
karena rasa nyeri akhirnya won woo menggendongku ke kamar dan membaringkankku
untuk bersantai karena ini adalah hari minggu dan kami tidak berangkat sekolah.
Aku menonton televisi dan itulah yang selalu membuatku bosan.
“apa kau bosan?”
Tanya won woo saat masuk ku kamarku.
“ya jika hanya menonton televisi dan tanpa kegiatan apapun
selalu membuatku bosan”
“kalau begitu bagai mana kalau kita menonton DVD saja agar
lebih seru”
Usulan won woo sepertinya menarik dan kami mulai mencari DVD
sebelum won woo menemukan DVD film horror yang tak pernah ku tonton karena aku
tidak berani menontonnya. Akhirnya kami menonton film horror tadi walaupun won
woo telahku jelaskan bahwa aku sangat takut pada film horror tetapi won woo
penasaran ingin menontonnya.
“apa kau takut”
Tanya won woo dengan nada menggoda.
“ya aku takut lalu apa”
“kalau kau takut kau boleh memelukku”
Dia menggodaku lagi dan akhirnya aku melotot dan mendorong
badanya. Film telah dimulai dan sampailah pada bagian yang sangat menakutkan
“aaaaaaaaaa…….”
Teriakku sambil memeluk won woo erat-erat dan won woo pun
memelukku sambil tertawa.
“kau ini”
Aku berteriak pda won woo dan dia semakin metertawakanku. Aku
mematikan televisi itu dan menyuruh won woo pergi dari kamar dan iapun
menurutinya.
Won woo pulang dan ada rasa yang aneh kurasakan disaat dia
berpamitan, aku merasa aku tidak ingin ia tinggalkan aku ingin dia tetap
disampingku.
“chagi aku akan pulang jika ada apa-apa kabari aku dan untuk
besok pagi aku akan menjemputmu untuk berangkat sekolah jadi tunggulah namjachingu
mu ini besok”
“sejak kapan kau menjadi namjachingu ku hah?”
“sejak kau bilang bahwa kau mencintaiku kemarin”
“benarkah pasti aku sedang kerasukan atau sedang mabuk waktu
itu”
“yau kau memang sedang mabuk, mabuk akan cinta mu kepada ku”
“sudahlah cepatlah pergi dari hadapanku”
“baiklah dan jika kau merindukanku cepat hubungi aku”
Sambil tertawa Won woo pergi dan kurasa muka ku sudah berubah
merah karena mendengar perkataannya aku menahan malu ku di balik selimut sambil
terseyum malu. Dan saat ku rasakan memang ada yang berubah saat aku bersamanya
karena aku belum pernah merasakan lega dan bahagia saat bersama laki-laki yang
baru kekenal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar