Sabtu, 26 Maret 2016

fanfic first: The first love is irreplaceable

CHAPTER 5
Pagi telah datang dan aku bergegas untuk berangkat ke sekolah.
“pagi my Angel apa kau sudah siap ke sekolah pagi ini?”
“hmmm ayo nanti kita terlambat ke sekolah”
“baiklah”
Dengan mobil ferary berwarna biru metalik ia menjemputku dan kamipun milau beranjak dari rumahku, dipertengahan perjalanan aku merasa heran dan bingung karena seharusnya murid tidak diperbolehkan untuk menaiki kendaraan pribadi tetapi Won woo menjemput dan menyupir sendiri mobilnya walaupun memang mobilnya berkapasitas 2 orang tetapi paling tidak ia bisa mengenakan mobil lain sehingga kami tetap memakai sopir agar tidak mendapat teguran sekolah.
“kau ini kenapa memakai mobil sendiri bukannya tidak diperbolehkan jika seorang murid menggunakan kendaraan pribadinya?”
“karena aku adalah pemilik sah sekolah maka tidak ada yang akan mencegahku o’iya bukannya bagus jika hanya ada kau dan aku di mobil ini jadi terasa romantic bukan?”
“kau ini, terserahlah apa yang ingin kau lakukan”
Kami sampai di sekolah dan kamipu memarkirkan mobil dan aku turun dari mobil sewaktu Won woo membukakan pintu untukku dan serontak seisi sekolah memperhatikan serta membicarakan kami berdua.
“abaikan saja mereka maka kau tidak akan terganggu dan selama aku disisihmu aku akan berusaha membuatmu nyaman”
Won woo berkata sembari menarik pinggulku agar tubuhku mendekat kepadanya dan diapun merangkulku untuk membantuku berjalan karena kakiku masih terasa sedikit nyeri.
Kami berpisah setelah di depan kelas aku sengaja melarang won woo untuk mengantarku ke dalam kelas karena pasti aku akan menjadi pusat perhatian dan itulah hal yang akan menyusahkanku nanti.
Bel istirahat berbunyi dan anak-anak pun keluar dari kelas dan hanya beberapa saja yang berada di dalam kelas.
“bisakah kau mengikutiku karena ada hal yang ingin aku bicarakan padamu”
Aku mengikutinya gadis sebaya ku yang sangat tergila-gila terhadap Won woo, bukan tanpa alas an ia menyukai Won woo tetapi karena ia adalah pria yang paling tampan diantara semua murid laki-laki dan juga pemilik sah sekolah jadi siapa yang menjadi kekasihnya pastinya mempunyai kekuasaan separti dirinya. Dan ia bernama Park Bom.
Bruk aku tertabrak seorang laki-laki yang sepertinya adalah teman Won woo.
“ahh mianhae aku tidak sengaja”
“gwenchana”
Sambil terseyum aku melanjutkan langkahku mengikuti Park Bom jang berjalan menuju belakang sekolah. Sesampainya di belakang sekolah ia memanggil teman-temannya dan menamparku serta mendorongku sampai terjatuh.
“apa yang kau lakukan”
“hah, kau bertanya apa yang aku lakukan seharusnya aku yang bertanya pada mu apa hubungan mu dengan Jeon Won woo”
Aku berdiri dan Bom pun tak membiarkanku setelah aku berdiri dia menamparku untu kedua kalinya dan temannya pun melempariku dengan telur dan juga tepung serta ada yang membawa air dan menumpahkannya padaku, mereka melakukan itu berulang-ulang dan aku masih tetap pada posisiku dan menerima apapun yang mereka lemparkan pada ku.
Kim Min Gyu teman Won woo yang tadi menabrakku keheranan karena ia tadi melihatku bersama Park Bom.
“kau ini kenapa? Seperti ada yang kau bingungkan?”
“ahh tidak aku hanya bingung dengan gadis yang bersamamu belakangan ini”
“apa maksudmu ada apa dengan Lin Ta?”
Won woo terkejut karena Min Gyu menyebut nama ku.
“tidak aku hanya bingung apa yang ia perbuat sampai berurusan dengan Park Bom?”
Won woo terkejut dan mengkhawatirkanku karena sudah bukan rahasia lagi jika Park Bom adalah wanita yang selalu membuat onar dan banyak anak yang keluar dari sekolah karna ulahnya.
            “kemana mereka?”
            “mereka tadi menuju ke belakang sekolah”
            Won woo langsung berlari menuju ke belakang sekolah dan berharap aku baik-baik saja.
Won woo melihatku sedang mereka guyur dengan tepung, telur dan juga air sambil menghina ku dan pada saat ember air ke-3 atau ember terakhir akan mereka guyurkan Won woo dengan cepat memeluk ku dengan erat.
Won woo menerima guyuran air sambil memeluku erat, serontak membuat Park Bom dan teman-temannya menjadi terkejut.
Sehabisnya air yang mengguyur kami Won woo berbicara dan serontak berbalik.
“aish kalian ini apa yang kalian lakukan pada yeojachingu ku hah”
“apa, wanita ini adalah yeojachingu mu jangan bercanda bahkan dia tidaklah lebih cantik dariku”
“kau”
Tangan Won woo hampir menampar wajah Park Bom.
“hentikan, jebal”
Pintaku, dan sekilas Park bom dan teman-temannya beranjak pergi meninggalkan kami. Won woo berbalik menatapku dan memegang wajahku yang merunduk penuh dengan telur dan tepung yang basah.
“wae”
“aku tidak ingin melawan wanita tetapi apa yang ingin kau lakukan tadi”
“kau ini bisa mengalahkan 5 orang sekaligus tetapi mengapa kau tidak melawan mereka bahkan saat aku ingin menamparnya karna ia telah membuatmu begini kau malah mencegahku, wae?”
“aku tau tetapi ia mencintaimu dan aku tidak akan menghukum orang karna ia mencintai seseorang”
“tetapi hanya dirimu yang aku cintai”
“karena hal itulah aku melarangmu menamparnya karna aku tidak ingin melihat orang menampar orang yang cintanya bertepujk sebelah tangan dan aku tidak ingin kau melukai seorang wanita, berjanjilah pada ku”
“baiklah tetapi katakana mengapa aku harus berjanji”
Won woo menatapku dalam dengan penuh kasih sayang ibu jarinya mulai menghilangkan kotoran di area wajahku.
“karena aku mencintaimu setidaknya jangan pernah sakiti wanita karna aku juga adalah wanita dan paling tidak berjanjilah jika kau juga mencintaiku”
Won woopun memeluk ku dengan erat dan berjanji padaku.
Karna kejadian tadi kami harus mengganti baju kami dan membersihkan badan kami, karna kejadian tadi pula kaki ku mengeluarkan darah kembali. Selesai ganti Won woo membantuku menuju mobil dan mengantarku pulang setelah aku meminta izin pada sekolah.
Di perjalanan Won woo membelai rambutku dan menyadari aku terlihat pucat dan mengalami demam.
“chagi gwenchana?”
“hmmm “
“tetapi badan mu terasa panas dan mukamu pucat”
“gwenchana aku hanya kelelahan”
Akupun tertidur sepanjang perjalanan sampai akhirnya kami sampai di rumah. Saat aku mencoba melangkah aku tak sanggup lagi dan hamper terjatuh dan untungnya Won woo menangkapku”
“ya gwencana”
Aku hanya mengangguk dan Won woo menggendongku sampai di kamar dan membaringkan ku. Ia aku suruh menelfon Dokter Joshua, ia adalah dokter keluarga ku. Tidak lama doctor Joshua datang dan memeriksa ku dan juga memperban kaki ku.
“apa yang terjadi padanya dok?”
“gwencana dia hanya kelelahan dan demam biasa, oya aku ingin kau menebus obat ini di apotek”
Dokter menyodorkan resep pada Won woo dan berpamitan. Won woo membelai rambutku dan mengecup dahi ku sebelum ia pergi untuk menebus obat.
“chagi bangun makan dan minumlah obat dulu”
Aku membuka mata ku perlahan dan Won woo membantuku untuk duduk dan bersandar. Won woo menyuapiku dengan penuh kasih sayang  dan membantuku untuk minum obat.
Selesi minum obat dia membantu ku untuk tidur kembali dan membereskan mangkuk tempat sup yng ia masak untuk ku. Aku berbaring dan menutp mataku untuk berusaha tertidur.
Won woo mebelai rambutku dan mengira aku tertidur sebelum ia menerima sebuah pesan dan akan beranjak pergi. Aku meraih tangannya dan mencegah ia untuk pergi.
“ku mohon jangan tinggalkan aku”
Sambil mata ku masih tertutup dan Won woopun menoleh dan kembali duduk di ranjang sambil tersenyum manis serta mengecup dahi ku dengan halus.
“tidak, dan tidak akan pernah sekalipun aku meninggalkan Angel ku”
“lalu ingin pergi kemana kau ?”
“aku hanya ingin pergi sebentar aku lupa bahwa hari ini ada rapat sekolah dan aku harus mendampingi ibuku sebagai pemilik sekolah tetapi jika kau ingin aku ada disini, aku tidak akan pergi”
“tidak pergilah dan cepat kembali”
“baiklah apapun yang kau minta”
Won woo memeluk ku dan beranjak pergi. Di saat Won woo pergi aku berfikir, kami belum lama berkenalan dan kami langsung berpacaran apa tidak terlalu mendadak tetapi setelah dipikir-pikir kami mempunyai banyak kesamaan dan memiliki ketertarikan satu sama lain .
(07:00) Won woo pulang dan langsung menuju ke kamarku dan ia juga membawa bunga beserta boneka panda besar yang jika dibandingkan dengan tubuhnya masih lebih besar boneka itu.
“taaaraa aku membawakan teman untukmu”
“wow kau ini”
Won woo terseyum dan meletakkan bunga di meja samping tempat tidur ku juga boneka itu ia letakkan di atas bangku. Dia langsung menuju ku dan memeriksa suhu badan ku dengan menempelkan punggung tangannya di keningku.
“demam mu sudah turun, dan sekarang waktunya minum obat”
“aniyo, shireo”
“kau ini minumlah obatnya paling tidak sampai demam mu sembuh”
“shireo”
“baiklah kalau begitu aku akan mebuatmu meminum obat ini dengan cara ku”
“apa maksud mu?”
Aku menarik selimut sampai menutupi muka ku, dan Won woo pun menarik selimutnya walau aku masih berpegangan dengan selimut itu.
“buka melut mu”
Apmmmmm apa ini, Won woo apa ini caranya membuatku meminum obat. Won woo memasukkan obat itu dari mulutnya atau lebih tepatnya dari mulut ke mulut.
“ya apa yang kau lakukan?”
“membuat mu minum obat itu”
“apakah harus dengan cara itu?”
“ya karena dengan cara ini kau bisa menelan obat itu bukan”
“ya”
Aku terkejut dan dengan teriakan aku membentaknya. Won woo malah tertawa dan aku rasa ia sedang menggodaku lagi. Kenapa, kenapa aku tidak pernah mengetahui dan tidak bisa menebak apa yang akan ia lakukan.
“apa kau ingin minum obat lagi”
“aniyo”
Aku memalingkan wajahku deri Won woo dan iapun pergi mungkin ke dapur.
Aku beranjak dari tempat tidur ku saat Won woo pergi, aku menatap bintang-bintang dan merasa angin di teras kamar yang bertambah dingin aku terseyum nanar karena teringat masa lalu ku bersama orangtua ku, kami sering memandang langit bersama di luar rumah sambil menikmati hidangan hangat yang disediakan ibu bahkan aku dan kakak berlomba untuk menghitung bintang-bintang dilangit.
Tak terasa air mata mulai menetes dan membasahi pipiku.
“kau ini kenapa berada di luar, cuaca sedang tidak bersahabat”
Won woo datang dan menyelimuti badan kami dengan satu selimut sambil memeluk ku dan akhirnya ia sadar bahwa aku sedang mengis.
“wae, apa karna perilaku ku tadi jika benar maafkanlah aku”
Sambil menatapku ia keheranan karna aku menangis dan ia pikir aku menangis karena perilakunya tadi.
“aniyo aku hanya…. Sangat merindukan orangtuaku”
“kau ini berhentilah menangis karena masa lalu tidaklah bisa kau putar dan kembalikan kembali, dan jika kau merindukan mereka kau bisa menangis dan melampiaskan semuanya kepadaku”
Aku serontak memeluk Won woo dan menangis di pelukan nya. Won woo memeluk dan mengusap-usap kepala ku dengan lembut mencoba untuk menenangkan ku, selama ini aku selalu menangis jika aku mengingat orangtua ku. Aku berhenti menangis dan mencoba melepas pelukan Won woo.
“pulanglah sudah terlalu lama kau berada di sini”
“wae, kau tidak suka aku berada disini?”
“bukan, bukan seperti itu tetapi kau perlu beristirahat dan bersekolah besok”
“baiklah jaga kondisimu dan besok jangan bersekolah dulu, biarkan demammu benar-benar sembuh, arasseo”
“hmmm arasseo”
Won woo berpamitan dan beranjak pergi. Ku rebahkan badanku sambil terus memikirkan pemuda yang telah membuatku selalu gelisah dan hampa tanpanya.
 (10:45)
“Hari ini kukira keadaanku sudah lebih baik dari yang semalam”
Saat aku masih berbaring di tempat tidur ku, aku mendapati kakak ku sudah berada di kamar ku.
“kenapa kau tidak berangkat ke sekolah?”
Kakak ku mendekati ku dan membelai rambutku dan merasakan bahwa badan ku terasa hangat.
“chagi apa yang terjadi? Apa kau demam?”
“hmmmm”
“apa kau ingin aku panggilkan dokter?”
“aniyo, aku baik-baik saja dan semalam aku sudah memanggil dokter”
“baiklah kalau begitu beristirahatlah aku tak akan mengganggumu”
Aku tersenyum dan kakakku beranjak dari kamar ku. Aku melihat ke layar pnsel ku dan tidak ada sama sekali pesan dari Won woo dan kurasa aku mulai merindukannya bahkan sangat merindukannya.
(02:30)
“chagi ada tamu sepesial untuk mu”
“siapa?”
“namjachingu mu”
“mwo, siapa? Dan kenapa kakak sebut ia sebagai namjachingu ku?”
“karna dia yang bilang”
Aku terkejut setelah Won woo muncul dari samping kakak ku. Dia datang, kembali, kembali dihadapan ku. Akankah aku senang karena dialah orang yang dari tadi aku tunggu.
“chagi, kau sudah sembuh”
Seyum merekah di bibir Won woo. Aku terseyum manis dan kakak ku pun terseyum melihat kami dan mulai meninggalkan kami berdua.
Won woo mengatakan bahwa dia menceritakan tentang hubungan kami dan mengngobrol bersama kakak ku tadi di bawah.
Dia mendekati ku yang terduduk di tempat tidur dan menatapku. Setelah kami mengobrol dan bercanda akhirnya Won woo berpamitan untuk pulang, walau hati kami rasanya tidak rela untuk dipisahkan.
Kedatangan Won woo kerumah saat itu hanya untuk memberi undangan pertemuan wali kelas, dan keesokan harinya kakakku datang ke dalam pertemuan tersebut. Pertemuan tersebut membahas tentang rencana tahunan sekolah yaitu tour / liburan tepatnya dan kali ini tour diadakan di paris dimana pusat fasion berkembang pesat.
Tour akan diadakan satu minggu lagi dan wali kelas dikumpulkan apabila akan ada pendonor atau pembantu dalam terlaksananya acara ini seperti menyediakan tempat, transportasi, makan dan lain-lain.
Dalam hal pendonoran kakakku menyanggupi penyedian tempat menginap serta transportasi dikarenakan kami memang mempunnyai cabang dari STAR HOTEL di paris dan juga memiliki akses didalam kapal pesiar mewah yaitu CARNAVAL.

Sebenarnya ada rasa mengganjal dihatiku karena tidak dipungkiri lagi aku tidak akan bertemu dengan Won woo selama satu minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar