CHAPTER 2
(08:00pm) aku bosan
berada dirumah aku segera bergegas untuk pergi keluar karna kakakku juga sedang
pergi jadi aku memutuskan untuk pergi ke club malam yang biasa kudatangi.
Sesampainya disana aku memesan minuman, selang waktu berlalu sudah 3 jam aku
disana aku pulang dengan keadaan mabuk berat sampai-sampai aku kesusahan menuju
mobilku. Aku tergeletak tak sanggup meneruskan langkahku tetapi seseorang
menolongku dang menggendongku samar-samar aku melihat kearahnya tidak jelas
semakin buram dan gelap.
(07:35am)
“Armrmmmmm dimana aku,
rumah siapa ini?”
suara langkah mendekat
dan masuk kedalam kamar yang entah kamar siapa ini KREKKKK “morning kau sudah
bangun nona pemabuk”
“HHHAHHHHHH kau”
‘pria yang menolongku adalah won woo lalu apa aku ada
dirumahnya’ batinku.
Kringngngngngng (suara ponsel
berbunyi)
“omo, oppa eothokae”
terpapang di layar ponselku 30 telfon tak
terjawab.
“dimana anak ini apa dia ada dalam masalah atau dia sedang
ada urusan, tetapi setidaknya dia mengabariku, aaaaish dimana kau jawab
ponselku”
“hallo kak”
“dimana kau in? sekarang
apa yang terjadi padamu? apa kau baik-baik saja? kenapa tidak mengangkat telfonku, kenapa kau
pergi tanpa memberitahuku, kenapa kau tidak pulang semalaman, apa kau ada
masalah, hallo dimana kau apa perlu aku jemput?”
“kakak hentikan
kumohon, aku baik-baik saja aku sedang bersama temanku kakak tidak usah
mengkhawatirkanku aku akan pulang sebentar lagi”
“benarkah aku akan
menunggumu”
“arasseo”
Aku terdiam sesaat
setelah telfon tertutup aku langsung memandangi won woo.
“apa yang terjadi tadi
malam, lalu bagai mana aku bisa berada disini, kita tidak melakukan hal-hal
yang diluar kesadarankukan?”
“apa yang kau bicarakan kau disini karna aku menolongmu saat
kau keluar dari club itu dan kau dalam keadaan mabuk berat lalu aku membawamu
dengan mobilmu tetapi aku tidak tahu rumahmu jadi aku bawa kau kerumahku dan
jangan khawatir aku adalah pria yang baik jadi jangan berfikiran yang
aneh-aneh”.
“ahh sukurlah”
“tetapi apakah kau mengharapkan hal-hal itu”
Won woo menyodorkan wajahnya sehingga jarak antara wajah kami
hanya beberapa senti saja.
“apa yang kau lakukan?”
“apakah kau menginginkan hal yang sekarang ada dipikiranmu
itu?”
Aku mendorong Won woo. Won woopun tertawa geli melihat
reasiku dan mungkin mukaku memerah sekarang.
Selepas dari rumah won woo aku
bergegas pulang dan di perjalanan aku berfikir bahwa ini bukan hari libur itu
artinya aku membolos dan won woo juga membolos demi menemaniku
“wah anak itu benar benar”
“aku pulang”
sampai juga dirumah aku langsung dihadapkan dengan kakakku
yang langsung memelukku dan mengusap wajahku serta menelitiku bak seorang
satpam.
“kau tidak apa-apa? apa yang terjadi?”
“aku bosan, aku pergi
ke club dan aku mabuk, aku menginap ditempat temanku, lalu aku pulang itulah
yang terjadi”
“kau ini lainkali
bilang padaku setidaknya aku tidak sekhawatir ini arayo”
“ne arayo”
Aku menuju kamar,
mandi dan segera turun untuk makan karena aku sangat lapar, padahal tadi won
woo sudah menyiapkan makan untukku tetapi aku hanya minum dan memakan satu sendok
saja itupun untuk menghargainya karena telah membuatkan makanan untukku, tetapi
makanan buatannya sangatlah lezat sayang aku tidak menghabiskannya tadi.
“kau kenapa kakak lihat ada yang
sedang kau pikirkan”
kakak tiba-tiba berada dihadapanku
“ahhhh tidak ada”
“benarkah”
Aku menjawab dengan
anggukkan lalu kakakku berpamitan dan pergi untuk menyapa pekerjaan yang telah
menanti dikantor.
Walau aku tahu bahwa kakakku sangatlah sayang terhadapku
tetapi terkadang aku mengira kakakku terlalu posesif terhadapku aku seperti
telur yang rapuh dan harus ia jaga sebaik mungkin agar tidak pecah, tetapi aku
tahu sikap kakak seperti itu karena hanya aku yang dia punya saat ini karena
orangtua kami telah pergi untuk selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar