CHAPTER 9
Sudah 3 minggu aku murung
dan mendiamkan Won woo seperti ini. Ponselku bordering berkali-kali dan saat ku
tatap layar ponsel terdapat 27 panggilan tak terjawab Won woo. Anak itu memeng
selalu menghubungiku walau aku tak pernah menjawabnya diapun sering mencoba
mendekatiku dan akupun juga menghindarinya.
Kali ini ponselku bordering
lagi dan kali ini Won woo mengirim pesan padaku.
‘mianhae chagi, Jeongmal
mianhae chagi aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan fakta itu tetapi aku
takut kau akan menghindariku, memusuhiku, bahkan meninggalkan ku. Aku meminta
maaf atas semua sikapku. Tidak mengapa kau menghindariku dan meninggalkanku
tetapi hatiku hanya akan bersamamu selamanya dan semoga kau dapat berbahagia
dengan seseorang yang lebih baik dariku.”
Kalimat panjang itupun
membuat air mataku deras keluar dari pelipis mataku.
Kesalahanmu bukanlah
kendala dalam cintaku dan aku akan selalu mencintaimu tak perduli sebesar apa
kesalahanmu hanya saja aku tidak berani menatapmu dengan perasaan yang sedang
tak menentu,
Prank!!!
“Ige mwoyeyo?”
“oppa”
Aku terkejut dengan
kedatangan kakakku sambil membanting sebuah kotak. Aku mengambil kotak tersebut
dan membukanya. Sebuah foto dan juga pesan yang serontak membuatku terkejut.
“chagi kau sudah tahu semua
ini kan, kenapa kau tak member tahuku?”
“oppa aku, aku “
“Silmanghaesseoyo”
“oppa”
Kakakku beranjak pergi
dengan membanting pintu.
Kupandangi isi kotak tadi,
melihat foto yang aku lihat di rumah ibunya Won woo dan kubaca secarik kertas
bertuliskan pengakuan dan kata-kata maaf.
Aku menangis terhisak dan
ponselku pun berderring.
‘mianhae chagi, Jeongmal
mianhae, saranghae’
Won woo mengirim kotak ini
dan mengirim pesan. Kenapa pesan yang tertulis di ponselku seperti kalimat
perpisahan.
Terdengar suara mobil yang
keluar dari rumah dengan terburu-buru.
“bibi kemana kakak pergi?”
Tanyaku tergesa-gesa
Bibi hanya bilang bahwa
kakak terlihat sangat marah dan langsung pergi. kulihat di ruang pribadi
kakakku.
Dimana, dimana pistol itu.
Pistol yang selalu disimpan di laci kakakku tak berada ditempatnya. Apakah,
apakah yang akan ia lakukan.
Aku bergegas menuju rumah
Won woo dan kulihat mobil kakakku terpakir tepat di parkiran apartement Won
woo. Aku segera menuju ke lantai rumahnya dan menekan tombol kombinasi yang
pernah Won woo beritahukan padaku.
Berantakan sekali ruangan
ini, apa yang terjadi? Aku melihat darah berceceran dilantai dan melihat
kakakku yang tiada henti menghajar Won woo secara brutal tanpa ada perlawanan
dari Won woo.
“hentikan kak tolong
hentikan”
Teriakanku membuat tak
membuat kakakku berhenti dan iapun menghempaskan Won woo ke lantai dan
mengeluarkan pistol dari sakunya.
Ddoorrrrr
Terdengar tembakan yang
membuat seluruh ruangan itu tercengang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar